Antara percaya dan tidak, adalah respon terhadap komunikasi dua alam dengan orang yang sudah meninggal. Aq pun salah satunya, walaupun kerap merasa bisa melakukan komunikasi seperti itu lewat mimpi.
Aq telah terpisah ruang dengan alm. Papa sejak tahun 2004, namun demikian aq seolah bisa tetap berkomunikasi dengan Papa. Bertemu Papa di mimpi biasanya memberitahu atau membahas hal-hal yang tengah aq dan keluargaku alami. Hal ini mulai kualami tak lama setelah Papa pergi, dan baru menyadarinya beberapa bulan kemudian setelah keluargaku mengatakan tak satu pun dari mereka yang juga mimi bertemu Papa. Bahkan Mama dan adik-adikku baru bertemu Papa di dalam mimpi beberapa tahun kemudian sepeninggal Papa.
Jika ini memang bentuk komunikasi yang diberi Allah kepadaku, aq bersyukur. Jika bukan, maka aq berlindung padaNya. Namun tak dapat dipungkiri, semua terasa nyata. Terdengar mengada-ada, namun memang benar terjadi. Apakah Kau memang memberiku penglihatan ini, Yaa Rabb? Lindungi aq senantiasa, dan aq tetap bersyukur Kau memberiku ijin untuk bertemu dengan Papa lewat mimpi-mimpiku..
Kilas balik beberapa mimpiku bertemu dengan Papa :
Pertama kali, aku benar-benar penasaran dengan meninggalnya Papa. Apa benar-benar karena memang sudah tidak ada kemungkinan lagi untuk disembuhkan secara medis, atau karena terlambat penanganan medisnya (Papa berobat ke Malaysia, di Malaysia didiagnosa ginjalnya yg parah, sementara saat masih di Indonesia didiagnosa levernya yg parah), atau karena saat itu aq kurang mendoakan kesembuhan Papa? Aq terus bertanya-tanya dalam hati, sampai-sampai perasaan bersalah terus menyelimutiku. Kalau aq tidak salah ingat, beberapa hari setelah Papa meninggal, aq bermimpi melihat Papa dan Mama membelakangiku. Papa dan Mama tampak tengah berbicara dengan dokter yg juga teman Papa. Dari situ aq mendengar Papa berkata,
"Bagaimana sakit saya?"
lalu dokter itu menjawab, "Sudah tidak mungkin disembuhkan lagi."
Aq kaget, tapi juga lega. Aq merasa pertanyaanku tentang Papa terjawab, bahwa Papa meninggal memang karena sudah jalanNya, sudah tidak mungkin disembuhkan lagi.
Mimpi kedua, masih tak lama setelah Papa meninggal, aq melihat Papa mengenakan jaket jins biru masuk lewat garasi sambil memegangi rambutnya dan berkata (seolah berkata padaku karena Papa tidak melihat ke arahku),
"Jangan lupa bilang terima kasih sama dr.Daten."
Bagaimana bisa Papa berkata seperti itu? Sebelum Papa berangkat berobat ke Malaysia, memang dr.Daten lah yang menyemangati Papa untuk tetap optimis sembuh dengan berobat ke Malaysia. Saat itu Papa benar-benar down karena mengetahui hasil pemeriksaannya sangat kecil kemungkinan untuk sembuh. Dan aq segera memberitahu Mama akan mimpiku. Mama pun menemui dr.Daten mengucapkan terimakasih.
Beberapa bulan setelah Papa meninggal, kami sekeluarga pindah ke Bandung. Sekitar bulan Oktober 2004, Indonesia tengah sibuk Pemilu Presiden. Aq kembali bermimpi bertemu Papa karenanya.
Saat menonton kampanye SBY di tivi, aq terkejut dan bangga melihat ada foto Papa ditampilkan bersama SBY ketika sedang bermain musik di Bosnia menjadi pasukan perdamaian. Aq juga punya foto yg sama dengan yang ditampilkan di tivi. Spontan dalam hati aq berkata ingin memberitahu Papa, aq lupa Papa sudah tiada. Tersadar aq tidak bisa memberitahu Papa, aq kecewa, sedih. Ingin sekali memberitahu, terbayang olehku Papa akan sangat senang dan bangga.
Tanpa kuduga, malamnya aq langsung mimpi bertemu Papa. Di mimpi aq melihat Papa berbaring di dipan dengan kain putih menutupi sampai dada Papa. Aq dengan ceria memberitahu Papa,
"Pa, Pa..SBY kan lagi kampanye calon presiden..ada foto Papa juga ditampilkan sama SBY di tivi..'
Papa tersenyum dan tampak rasa senang dan bangga di wajah Papa. Saat ku terbangun, aq merasa lega seperti benar sudah menyampaikan apa yg ingin kusampaikan pada Papa.
Mungkin sebagian orang yg kuceritakan berpikir wajar aq mengalami mimpi seperti itu karena (mungkin) aq terlalu membawa Papa ke dalam pikiranku. Tapi dua mimpiku terakhir membuatku merasa yakin bahwa aq benar-benar merasa bisa berkomunikasi dengan Papa.
Beberapa minggu lalu, tepatnya minggu kedua bulan Mei 2010, aq melihat pengumuman tes seleksi masuk perguruan tinggi negeri untuk melanjutkan pascasarjana. Betapa girang mengetahui aq lulus! Aq memberitahu Mama dan kami terus berpelukan juga mengucap syukur. Mama bilang,
"Kalau Papa tahu, Papa bangga." Aku hanya diam tersenyum.
Beberapa hari setelahnya, aq kembali mimpi bertemu Papa. Disitu aq memberitahu Papa bahwa aq lulus. Tapi anehnya, sebelum aq beritahu aq lulus dimana, Papa mendahuluiku dan bilang,
"lulus di UI kan?"
Saat terbangun aq beristighfar, astaghfirullah..ternyata apa kata orang bahwa aq terlalu membawa Papa ke dalam mimpi, itu tidak benar. Aq bahkan tidak terpikir memberitahu Papa tentang kelulusanku. Tapi aq tak bisa mengelak. Papa tetap tahu dan ingin tahu. Aq merasa bersalah pada Papa, seolah aq tak ingin membagi kebahagiaanku dengan Papa. Apalagi dalam mimpi, Papa terlihat sakit. Mungkin itu maksudnya Papa minta untuk selalu diingat dan didoakan.
Dan satu mimpi terakhir yang semakin meyakinkanku bahwa apa yg kualami bukan karena aq terlalu membawa Papa ke dalam pikiranku. Mimpi yang benar-benar buat ku terhenyak.
Aq manusia normal yang juga mendambakan pernikahan dalam hidupku, dan aq tengah merencanakannya dengan pasanganku. Aq telah menyampaikan niat dan maksudku pada Mama. Alhamdulillah respon Mama positif walaupun kami sempat bingung siapa yg akan menjadi waliku nanti.
Dan kembali aq bertemu Papa di dalam mimpi. Papa tak banyak bicara, namun dapat diambil kesimpulan bahwa Papa setuju dengan (rencana) pernikahanku. Seolah memberi pesan, Papa mengingatkan agar aq memberitahu saudara-saudara dari pihak Papa, tidak usah semua, tapi beberapa (Papa menunjuk orang yg dimaksud). Lalu Papa berkata padaku,
"Tapi Papa cemburu.."
Papa..mungkin maksud Papa adalah Papa senang namun berat melepas putrinya menikah. Dan Papa mungkin berat karena Papa tidak bisa ada saat aq melangsungkan pernikahan nanti.
Pertanyaanku, apakah Kau memang memberiku penglihatan ini, Yaa Rabb? Lindungi aq senantiasa, dan aq tetap bersyukur Kau memberiku ijin untuk bertemu dengan Papa lewat mimpi-mimpiku..
Sampaikan salamku terus untuk Papa, Yaa Rabb..ijinkan aq untuk bisa dan boleh menjadi kebanggaan bagi Papa sebagaimana Papa minta padaku beberapa saat sebelum Papa berangkat ke Malaysia, dimana itu saat-saat terakhirku melihat Papa..Engkaulah Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Aq telah terpisah ruang dengan alm. Papa sejak tahun 2004, namun demikian aq seolah bisa tetap berkomunikasi dengan Papa. Bertemu Papa di mimpi biasanya memberitahu atau membahas hal-hal yang tengah aq dan keluargaku alami. Hal ini mulai kualami tak lama setelah Papa pergi, dan baru menyadarinya beberapa bulan kemudian setelah keluargaku mengatakan tak satu pun dari mereka yang juga mimi bertemu Papa. Bahkan Mama dan adik-adikku baru bertemu Papa di dalam mimpi beberapa tahun kemudian sepeninggal Papa.
Jika ini memang bentuk komunikasi yang diberi Allah kepadaku, aq bersyukur. Jika bukan, maka aq berlindung padaNya. Namun tak dapat dipungkiri, semua terasa nyata. Terdengar mengada-ada, namun memang benar terjadi. Apakah Kau memang memberiku penglihatan ini, Yaa Rabb? Lindungi aq senantiasa, dan aq tetap bersyukur Kau memberiku ijin untuk bertemu dengan Papa lewat mimpi-mimpiku..
Kilas balik beberapa mimpiku bertemu dengan Papa :
Pertama kali, aku benar-benar penasaran dengan meninggalnya Papa. Apa benar-benar karena memang sudah tidak ada kemungkinan lagi untuk disembuhkan secara medis, atau karena terlambat penanganan medisnya (Papa berobat ke Malaysia, di Malaysia didiagnosa ginjalnya yg parah, sementara saat masih di Indonesia didiagnosa levernya yg parah), atau karena saat itu aq kurang mendoakan kesembuhan Papa? Aq terus bertanya-tanya dalam hati, sampai-sampai perasaan bersalah terus menyelimutiku. Kalau aq tidak salah ingat, beberapa hari setelah Papa meninggal, aq bermimpi melihat Papa dan Mama membelakangiku. Papa dan Mama tampak tengah berbicara dengan dokter yg juga teman Papa. Dari situ aq mendengar Papa berkata,
"Bagaimana sakit saya?"
lalu dokter itu menjawab, "Sudah tidak mungkin disembuhkan lagi."
Aq kaget, tapi juga lega. Aq merasa pertanyaanku tentang Papa terjawab, bahwa Papa meninggal memang karena sudah jalanNya, sudah tidak mungkin disembuhkan lagi.
Mimpi kedua, masih tak lama setelah Papa meninggal, aq melihat Papa mengenakan jaket jins biru masuk lewat garasi sambil memegangi rambutnya dan berkata (seolah berkata padaku karena Papa tidak melihat ke arahku),
"Jangan lupa bilang terima kasih sama dr.Daten."
Bagaimana bisa Papa berkata seperti itu? Sebelum Papa berangkat berobat ke Malaysia, memang dr.Daten lah yang menyemangati Papa untuk tetap optimis sembuh dengan berobat ke Malaysia. Saat itu Papa benar-benar down karena mengetahui hasil pemeriksaannya sangat kecil kemungkinan untuk sembuh. Dan aq segera memberitahu Mama akan mimpiku. Mama pun menemui dr.Daten mengucapkan terimakasih.
Beberapa bulan setelah Papa meninggal, kami sekeluarga pindah ke Bandung. Sekitar bulan Oktober 2004, Indonesia tengah sibuk Pemilu Presiden. Aq kembali bermimpi bertemu Papa karenanya.
Saat menonton kampanye SBY di tivi, aq terkejut dan bangga melihat ada foto Papa ditampilkan bersama SBY ketika sedang bermain musik di Bosnia menjadi pasukan perdamaian. Aq juga punya foto yg sama dengan yang ditampilkan di tivi. Spontan dalam hati aq berkata ingin memberitahu Papa, aq lupa Papa sudah tiada. Tersadar aq tidak bisa memberitahu Papa, aq kecewa, sedih. Ingin sekali memberitahu, terbayang olehku Papa akan sangat senang dan bangga.
Tanpa kuduga, malamnya aq langsung mimpi bertemu Papa. Di mimpi aq melihat Papa berbaring di dipan dengan kain putih menutupi sampai dada Papa. Aq dengan ceria memberitahu Papa,
"Pa, Pa..SBY kan lagi kampanye calon presiden..ada foto Papa juga ditampilkan sama SBY di tivi..'
Papa tersenyum dan tampak rasa senang dan bangga di wajah Papa. Saat ku terbangun, aq merasa lega seperti benar sudah menyampaikan apa yg ingin kusampaikan pada Papa.
Mungkin sebagian orang yg kuceritakan berpikir wajar aq mengalami mimpi seperti itu karena (mungkin) aq terlalu membawa Papa ke dalam pikiranku. Tapi dua mimpiku terakhir membuatku merasa yakin bahwa aq benar-benar merasa bisa berkomunikasi dengan Papa.
Beberapa minggu lalu, tepatnya minggu kedua bulan Mei 2010, aq melihat pengumuman tes seleksi masuk perguruan tinggi negeri untuk melanjutkan pascasarjana. Betapa girang mengetahui aq lulus! Aq memberitahu Mama dan kami terus berpelukan juga mengucap syukur. Mama bilang,
"Kalau Papa tahu, Papa bangga." Aku hanya diam tersenyum.
Beberapa hari setelahnya, aq kembali mimpi bertemu Papa. Disitu aq memberitahu Papa bahwa aq lulus. Tapi anehnya, sebelum aq beritahu aq lulus dimana, Papa mendahuluiku dan bilang,
"lulus di UI kan?"
Saat terbangun aq beristighfar, astaghfirullah..ternyata apa kata orang bahwa aq terlalu membawa Papa ke dalam mimpi, itu tidak benar. Aq bahkan tidak terpikir memberitahu Papa tentang kelulusanku. Tapi aq tak bisa mengelak. Papa tetap tahu dan ingin tahu. Aq merasa bersalah pada Papa, seolah aq tak ingin membagi kebahagiaanku dengan Papa. Apalagi dalam mimpi, Papa terlihat sakit. Mungkin itu maksudnya Papa minta untuk selalu diingat dan didoakan.
Dan satu mimpi terakhir yang semakin meyakinkanku bahwa apa yg kualami bukan karena aq terlalu membawa Papa ke dalam pikiranku. Mimpi yang benar-benar buat ku terhenyak.
Aq manusia normal yang juga mendambakan pernikahan dalam hidupku, dan aq tengah merencanakannya dengan pasanganku. Aq telah menyampaikan niat dan maksudku pada Mama. Alhamdulillah respon Mama positif walaupun kami sempat bingung siapa yg akan menjadi waliku nanti.
Dan kembali aq bertemu Papa di dalam mimpi. Papa tak banyak bicara, namun dapat diambil kesimpulan bahwa Papa setuju dengan (rencana) pernikahanku. Seolah memberi pesan, Papa mengingatkan agar aq memberitahu saudara-saudara dari pihak Papa, tidak usah semua, tapi beberapa (Papa menunjuk orang yg dimaksud). Lalu Papa berkata padaku,
"Tapi Papa cemburu.."
Papa..mungkin maksud Papa adalah Papa senang namun berat melepas putrinya menikah. Dan Papa mungkin berat karena Papa tidak bisa ada saat aq melangsungkan pernikahan nanti.
Pertanyaanku, apakah Kau memang memberiku penglihatan ini, Yaa Rabb? Lindungi aq senantiasa, dan aq tetap bersyukur Kau memberiku ijin untuk bertemu dengan Papa lewat mimpi-mimpiku..
Sampaikan salamku terus untuk Papa, Yaa Rabb..ijinkan aq untuk bisa dan boleh menjadi kebanggaan bagi Papa sebagaimana Papa minta padaku beberapa saat sebelum Papa berangkat ke Malaysia, dimana itu saat-saat terakhirku melihat Papa..Engkaulah Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
No comments:
Post a Comment