Sebagai anggota keluarga Silat Nasional Perisai Diri, gak ada salahnya donk aku ngenalin Perisai Diri (PD) melalui blogku sendiri (^_*).v Berikut adalah info seputar silat Perisai Diri yang aku sadur dari blog sesama anggota PD :
SEJARAH SINGKAT PERISAI DIRI
Perisai Diri adalah salah satu organisasi olahraga beladiri yang menjadi anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia di bawah KONI. Perisai Diri menjadi salah satu dari sepuluh perguruan silat yang mendapat predikat Perguruan Historis karena mempunyai peran besar dalam sejarah terbentuk dan berkembangnya IPSI.
Perisai Diri didirikan secara resmi pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur. Pendirinya adalah almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam. Sebelum mendirikan Perisai Diri secara resmi, beliau melatih silat di lingkungan Perguruan Taman Siswa atas permintaan pamannya, Ki Hajar Dewantoro.
Sebagai perguruan pencak silat, Perisai Diri memiliki empat aspek yang menjadi satu kesatuan, yaitu olahraga, seni, beladiri dan mental spiritual :
Silat Perisai Diri sebagai Olahraga Pembinaan Jasmani
Pencak silat merupakan olahraga yang menggerakkan anggota tubuh terlengkap dibanding dengan olahraga lain. Khususnya silat Perisai Diri, teknik silatnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia tanpa ada unsur memperkosa gerak. Pesilat berolahraga dengan senam teknik silat yang mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) dari negeri Tiongkok.
Bagi anak-anak dan remaja yang dalam masa pertumbuhan fisik, tentunya diperlukan aktivitas olahraga untuk membantu perkembangan tubuh mereka. Sedangkan bagi orang dewasa diperlukan aktivitas olahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Olahraga silat Perisai Diri akan sangat membantu sirkulasi darah dan oksigen, baik untuk otak maupun untuk paru-paru.
Silat Perisai Diri sebagai Seni Budaya
Pencak silat merupakan warisan luhur budaya bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan dan saat ini telah menembus dunia internasional. Terutama bagi pemuda sebagai generasi penerus bangsa, perlu menjadi motor dalam melestarikan budaya bangsa yang apabila tidak dipertahankan akan terkikis oleh masuknya budaya asing yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Kekhawatiran guru dan orang tua adalah terjerumusnya pelajar dalam budaya negatif yang menjurus kepada obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas. Dengan ditanamkannya rasa bangga terhadap budaya bangsa Indonesia dalam jiwa pemuda diharapkan dapat menjadi benteng dan filter dari godaan budaya asing yang berdampak negatif.
Kelatnas Indonesia Perisai Diri yang didirikan sejak tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya ini merupakan perguruan silat yang tidak hanya berkembang di berbagai daerah di Nusantara tetapi telah membawa budaya bangsa Indonesia ke manca negara, diantaranya yaitu Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, Jerman, Austria, Swiss, Singapura, Timor Leste, bahkan di Jepang. Teknik silat Perisai Diri tetap menggunakan bahasa aslinya walaupun diajarkan di negara lain. Para pesilat Perisai Diri dari berbagai negara berkumpul dalam ajang Kejuaraan Internasional yang rutin diselenggarakan tiap dua tahun sekali. Selain sebagai event olahraga, kejuaraan ini diharapkan juga dapat mendorong sektor pariwisata dan kebudayaan di negeri kita. Selain itu untuk ujian kenaikan tingkat level Asisten Pelatih ke atas bagi anggota Perisai Diri negara lain harus datang ke Indonesia.
Silat Perisai Diri sebagai Ilmu Beladiri
Pencak silat merupakan suatu pelatihan teknik beladiri. Generasi muda sebagai ujung tombak bangsa di masa depan perlu dibekali keterampilan dan mental sebagai pejuang pembela tanah air demi persatuan dan kesatuan bangsa serta negara kesatuan Republik Indonesia. Selain itu teknik silat Perisai Diri juga mudah diadaptasikan dengan berbagai keperluan, diantaranya yaitu untuk beladiri militer dan petugas keamanan.
Dalam Perisai Diri diajarkan teknik beladiri yang efektif dan efisien yang bersifat cepat, tepat dan keras. Metode praktis dalam Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar, yang mana metode ini tidak terdapat dalam perguruan beladiri lain. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto “Pandai Silat Tanpa Cedera”. Dengan motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya.Perisai Diri dengan ciri teknik yang melompat-lompat dengan hindar serang berbeda dengan pencak Jawa,Madura, Bugis ,Sunda, Bawean dan Bali atau silat Minangkabau, silat Semenanjung dan silat Mindanao.
Selain beladiri tangan kosong, di Perisai Diri juga diajarkan teknik senjata dengan senjata wajib pisau, pedang dan toya. Dengan penguasaan ketiga senjata wajib tersebut, pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang dan toya mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut dapat dikembangkan untuk senjata tambahan, diantaranya yaitu golok, celurit, trisula, tombak, abir, pedang samurai, ruyung, rotikalong, teken, senapan, bayonet, pentungan, payung, kipas, dsb.
Silat Perisai Diri sebagai Olahraga Prestasi
Pada umumnya sekolahan, perguruan tinggi, instansi pemerintah ataupun perusahaan swasta mempunyai kegiatan olahraga, terutama yang dapat berpartisipasi dalam event-event pertandingan atau diistilahkan dengan olahraga prestasi.
Bagi anak-anak dan remaja pada umumnya mereka mulai mencari kegiatan yang dapat merangsang perkembangan agresifitas mereka. Mereka juga akan berusaha untuk meraih suatu prestasi dalam hal olahraga. Bagi mereka, untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah sesuatu yang bisa dibanggakan, sehingga dapat menambah rasa percaya diri mereka dalam bersosialisasi di sekolah maupun di lingkungannya. Melalui olahraga pencak silat diharapkan kita dapat mengasah keterampilan dan mengukir prestasi melalui even-even pertandingan, baik berskala regional, nasional maupun internasional. Selain untuk diri pribadi, prestasi dapat mengangkat nama institusi dan daerah.
Perisai Diri dapat menjadi jembatan yang menghantarkan pesilat yang berpotensi untuk menjadi atlet. Perisai Diri mempunyai kejuaraan intern, yaitu Kejurcab, Kejurda, Kejurwil, Kejurnas antar Daerah, Kejurnas antar Instansi, Kejurnas antar Perguruan Tinggi, hingga Kejuaraan Internasional yang diikuti oleh berbagai negara yang memiliki Komisariat Perisai Diri.
Perisai Diri juga anggota dari induk organisasi pencak silat di Indonesia, yaitu IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Bahkan Perisai Diri merupakan salah satu anggota 10 Perguruan Historis, yaitu sepuluh perguruan pencak silat yang berkontribusi besar terhadap berdirinya dan berkembangnya IPSI pertama kalinya. Maka dari itu Perisai Diri juga turut aktif menerjunkan atletnya dalam even kejuaraan yang diikuti oleh berbagai perguruan pencak silat, dimulai dari Porda Tk.II (POR Kota Batam), Porda Tk.I (Porprov Kepulauan Riau), Porwil, PON, SEA Games dan Kejuaraan Dunia. Untuk kalangan pelajar ada even Popda dan Popnas, untuk mahasiswa ada even Pomda dan Pomnas. Para atlet silat Perisai Diri dari berbagai daerah telah banyak menyabet medali dari gelanggang tersebut.
Silat Perisai Diri sebagai Pembinaan Mental
Selain pembinaan jasmani, pencak silat juga memperhatikan pembinaan mental spiritual dengan harapan agar pesilat yang telah memiliki kemampuan lebih dalam ilmu bertarung, terutama bagi pemuda sebagai generasi andalan bangsa, mempunyai budi pekerti yang luhur.
Diharapkan dengan menanamkan jiwa ksatria dan sportif akan berdampak positif khususnya bagi remaja dan pelajar, diantaranya menghindarkan diri dari tawuran antar pelajar serta kenakalan remaja lainnya termasuk terlibat dalam obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas. Melatih disiplin dan etika hormat kepada orang tua dan guru juga tidak kalah pentingnya.
Pembinaan mental spiritual dalam Perisai Diri disebut kerohanian. Keseimbangan antara pengetahuan silat dan kerokhanian akan menjadikan pesilat Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak.
SIKAP-SIKAP DASAR PERISAI DIRI
Minangkabau
Minangkabau merupakan suku dan budaya di wilayah Sumatera Barat yang terkenal dengan legenda silatnya atau di daerah sana disebut 'silek'. Silat Minang terkenal dengan teknik kunciannya dan banyak menggunakan kuda-kuda atau posisi kaki merendah. Teknik ini sangat bagus untuk melatih kekuatan otot kaki dan kemantapan kuda-kuda. Apabila didalami, dalam Teknik Minang banyak terdapat teknik patahan dan kuncian yang bisa menghancurkan persendian lawan.
Teknik Minangkabau didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Calon Keluarga, yaitu setelah melewati tingkat Dasar I (minimal 6 bulan) dan Dasar II (minimal 6 bulan). Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong lawan pisau dan pisau lawan pisau.
Burung Mliwis
Burung Mliwis adalah jenis burung yang mirip dengan bangau. Mereka menggunakan paruh untuk menangkap mangsanya, bergerak dengan cepat dan terkadang mengangkat salah satu kakinya saat berdiri. Sifat tersebut kemudian diadaptasikan terhadap anatomi tubuh manusia. Teknik Mliwis menggunakan ujung-ujung jari sebagai perlengkapan yang digunakan untuk menyerang lawan. Terkadang, teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan dalam melumpuhkan lawan.
Serangan lebih mengarah ke bagian lemah. Sasaran yang dipilih umumnya adalah bagian lemah dari lawan seperti mata, leher dan dagu. Teknik ini juga bisa diaplikasikan untuk penggunaan senjata celurit. Sebagai pelindung, teknik Mliwis terkadang mengangkat salah satu lututnya untuk memerisai dirinya dari serangan lawan. Teknik mliwis bergerak dengan cepat, ringan dan luwes, baik saat menghindar ataupun saat menyerang. Salah satu target yang diberikan dari latihan teknik ini adalah kelincahan dan keseimbangan seorang pesilat dalam bergerak.
Teknik Burung Mliwis didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong melawan pedang satu, pedang satu lawan pedang satu dan Solospel pisau.
Burung Kuntul
Setelah seorang pesilat mempelajari teknik Burung Mliwis, mereka akan mempelajari teknik Burung Kuntul sebagai Teknik Asli di tingkat selanjutnya. Burung Kuntul adalah sejenis burung yang banyak dijumpai di sawah atau perkebunan. Mereka bergerak lebih cepat dari burung Mliwis dan terkadang menggunakan kakinya untuk menyerang mangsanya. Dibandingkan dengan teknik Mliwis, teknik Kuntul lebih cepat dan tegas dalam bergerak. Serangan yang dikeluarkan lebih berupa 'pecutan' dibandingkan 'pukulan'. Menggunakan lekukan jari dalam menyerang. Tenaga yang digunakan bergerak sangat cepat dimulai dari titik awal tenaga, melontar menuju bagian badan yang digunakan untuk menyerang. Target sasaran masih merupakan daerah lemah lawan, yakni mata. Dalam melakukan serangan kaki, teknik ini selalu merusak lutut lawan dengan telapak kakinya.
Teknik Burung Kuntul didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih Hijau. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar pedang dua lawan toya dan Solospel pisau.
Burung Garuda
Garuda dilambangkan sebagai raja dari segala jenis burung. Mereka memiliki kekuatan, kecepatan yang seimbang dengan tenaganya dan instinct berburu yang tinggi terhadap mangsanya. Teknik Garuda memiliki perlengkapan yang lebih dibandingkan Kuntul dan Mliwis. Fungsi sayap (yang diadaptasikan ke bentuk tangan dengan jari-jari terbuka lebar), digunakan untuk menyerang lawan ke bagian leher, pelipis dan sendi tubuh.
Serangan lebih mengarah ke bagian lemah. Dalam jarak yang sangat dekat, teknik ini menggunakan sikunya sebagai senjata untuk menyerang ke arah kepala, dagu dan ulu hati. Serangan kaki yang dilakukan oleh teknik ini, lebih mengarah ke kemaluan lawan, apabila lawan berada dalam jarak yang rapat. Untuk melindungi dirinya, teknik ini dapat menolak serangan lawan yang bisa mengakibatkan rusaknya persendian lawan. Tenaga yang digunakan oleh teknik Garuda lebih besar karena teknik ini mulai memanfaatkan tenaga dari badan. Serangan tangan yang dikeluarkan bersifat 'mengiris', sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan senjata pedang atau golok.
Teknik Burung Garuda didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Hijau. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar toya lawan toya, Serang Hindar tangan kosong lawan pisau dan Solospel pedang satu.
Harimau
Harimau selalu mengamati mangsanya dengan seksama. Apabila sudah menentukan mangsanya, maka harimau akan melakukan perhitungan yang sangat matang untuk memburu mangsa tersebut dengan cepat, tenaga penuh dan buas. Teknik Harimau adalah teknik yang penuh dengan tenaga. Apabila teknik Garuda dikatakan 'mulai' menggunakan tenaga badan, maka teknik Harimau dapat dikatakan sepenuhnya menggunakan tenaga yang teralir dari badan. Dalam menyerang dan menghindar, teknik ini mengalirkan tenaga yang deras melalui perpindahan posisi tubuh.
Mematah leher lawan dalam waktu kurang dari 1 detik. Bentuk tanganya dapat digunakan untuk mencakar, memukul, mencengkram, mematah, memanjat, melempar, mendorong, menolak, menarik dan mengunci lawan. Serangan kaki yang dimiliki juga lebih berfariasi, baik untuk posisi merendah ataupun tegak. Dengan sasaran seluruh persendian dan titik lemah lawan, teknik Harimau selalu sigap terhadap serangan balik lawan karena refleks yang dimilikinya.
Teknik Harimau didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Hijau Biru. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong lawan toya, Serang Hindar tangan kosong lawan pedang dan Solospel pedang satu.
Naga
Naga adalah simbol binatang terkuat dalam beladiri Cina. Bergerak dengan meliukkan tubuhnya seperti ular dan menggunakan ekornya untuk mengibas lawan. Teknik Naga menyatukan energinya dengan pola langkah yang melingkar untuk mematahkan persendian lawan. Energi yang dikeluarkan disalurkan bersamaan dengan moment badan yang bergerak untuk menyerang lawan.
Pada tingkat yang sama, pesilat juga menerima pelajaran pernafasan (Gwa Kang) yang gunanya untuk mengembangkan tenaga yang dimiliki, setelah proses pembentukan otot-otot tubuh yang dimulai dari Tingkat Dasar. Dalam menyerang, teknik ini melumpuhkan lawan dengan sasaran leher dan seluruh persendian. Dalam merusak persendian, teknik ini tidak menggunakan tenaga dari tangan, tetapi lebih mengunakan badannya. Untuk menjatuhkan lawan, Naga memiliki teknik sapuan luar dan dalam yang dikeluarkan pada saat posisi merendah.
Teknik Naga didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Biru (Asisten Pelatih). Pada tingkat ini juga diajarkan Serang Hindar tangan kosong lawan senjata dan Solospel pedang dua.
Satria
Setelah menerima pelajaran teknik asli binatang, mulai dari Mliwis hingga Naga, pada tingkat selanjutnya seorang pesilat Perisai Diri akan menerima Teknik Asli manusia. Pada tahap ini, seorang pesilat dianggap telah menguasai inti dari teknik binatang yang telah dipelajarinya.
Satria adalah teknik manusia pertama yang dipelajari pada tingkat selanjutnya. Satria adalah gambaran seseorang yang tegap, dengan refleks yang bagus, gigih, cekatan, berfikir sebelum bertindak dan penuh percaya diri. Begitu pula dengan tekniknya, Satria selalu membusungkan dadanya dan sangat percaya diri untuk menyerang ataupun menerima serangan lawan. Sering kali serangan yang datang tidak dihindari, tetapi langsung dihancurkan dengan menebang, menotok atau menolak. Ini lebih disebabkan oleh hasil pernafasan yang sudah dilatihkan sejak tingkat sebelumnya. Serangan yang dikeluarkan mengarah ke kepala, ulu hati dan persendian tubuh. Serangan kaki yang dikeluarkan mengarah ke 8 penjuru angin : depan, belakang, kiri, kanan dan serong.
Teknik Satria didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Biru Merah (Asisten Pelatih).
Pendeta
Diangkat dari Bahasa Jawa, 'pandito' adalah sosok seseorang yang penuh dengan kebijaksanaan, mawas diri, hati yang tunduk dan selalu menuntun orang lain ke jalan yang baik.
Dibandingkan dengan teknik-teknik sebelumnya, Pendeta merupakan teknik yang cenderung untuk tidak memamerkan kekuatan dirinya. Walaupun tenaga yang disalurkan saat menyerang sangat besar, tetapi sikapnya tidak mencerminkan kebuasan dan unjuk diri. Tenaga yang digunakan hanya seperlunya saja dan hanya keluar pada saat menyentuh lawan.
Teknik Pendeta didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah (Pelatih).
Putri
Putri Bersedia ,Putri Berhias , Putri Teratai , Bunga Sepasang
Teknik Putri adalah Teknik Asli tertinggi pada silat Perisai Diri. Teknik ini sangat lembut, tetapi di balik kelembutan tersebut tersimpan tenaga yang sangat deras.
Teknik Putri adalah teknik tertinggi di Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali.Bergerak dengan ringan, tetapi di tengah pergerakan acap kali mengeluarkan serangan yang tidak dapat terlihat oleh lawan. Teknik ini bergerak lembut dengan memadukan teknik pernafasan (Gwa Kang dan Gin Kang) serta pelajaran jalan darah dan energi melalui rasa.
Teknik ini didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah Kuning (Pelatih).
TEKNIK-TEKNIK PERISAI DIRI
Teknik Putri
Teknik Putri adalah teknik tertinggi di Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi.
Teknik Satria
Setelah mempelajari teknik hewan, di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari teknik manusia. Teknik yang pertama dipelajari adalah Satria. Pada tingkat ini, pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan dari teknik hewan pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan karakter kehewananannya, seperti liar, buas dan brutal.
Teknik Naga
Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir di Perisai Diri. Keunikan dari teknik Naga terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang.
Teknik Harimau
Dibandingkan dengan Garuda, teknik Harimau memiliki kemampuan yang lebih besar, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan.
Teknik ini di adaptasi dari karakter hewan aslinya yang disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda karena teknik ini sudah menggunakan perputaran badan untuk meningkatkan kecepatan dan tenaga.
Teknik Burung Kuntul
Setelah mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan menerima pelajaran teknik berikutnya, Burung Kuntul. Bila saat berlatih Meliwis, pesilat diajarkan untuk bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga saat bergerak ringan.
Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut.
Teknik Burung Garuda
Garuda adalah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh karena itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, Garuda memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi. Saat berlatih teknik Garuda, pesilat akan dikenalkan bagaimana cara menggunakan perubahan badan sebagai tenaga tambahan saat menyerang atau menolak.
Teknik Pendeta
Dalam Bahasa Jawa, pandito artinya adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain. Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian lawan.
Teknik Burung Meliwis
Burung Meliwis memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.
TINGKATAN DALAM PERISAI DIRI
Setiap tingkat di Perisai Diri memiliki target latihan yg berbeda, oleh karena itu materi latihan yg diberikan pun berbeda setiap tingkatnya. Aspek yg membedakan antara tingkat yg satu dan yg lainnya a.l. adalah: keluwesan, ketegasan, tenaga, kecepatan, pernafasan, pendalaman tehnik dan pelaksanaan tehnik.
Tingkat Dasar
Tingkat Dasar I dan II bertujuan untuk memperkenalkan tehnik Perisai Diri secara garis besar. Pada tingkat Dasar, siswa akan mempelajari :
Langkah dasar Perisai Diri.
Dasar dari sistem pertarungan Perisai Diri (Serang Hindar).
Perkenalan tehnik Serangan (Tangan, kaki dan badan)
Melatih arah terbaik dalam menghindari serangan lawan.
Tingkat Calon Keluarga
Tingkat Calon Keluarga adalah masa transisi dimana siswa akan mulai dilatih untuk melaksanakan tehnik dengan benar, tegas, bertenaga dan serius. Yg akan dipelajari pada tingkat ini adalah:
Melaksanakan Serang Hindar dengan pedoman yang benar.
Memperkenalkan tehnik Serang Balas sebagai lanjutan pelajaran Serang Hindar.
Secara khusus melatih kuda-kuda siswa melalui tehnik asli Minangkabau.
Mempelajari senjata wajib Pisau.
Mempelajari cara Pembelaan Diri.
Tingkat Keluarga
Tingkat Keluarga dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu tingkat putih, putih hijau, hijau dan hijau biru. Lambang tingkatan berupa warna yang diletakkan di badge pada seragam Perisai Diri. Pada tingkat inilah siswa akan mempelajari tehnik Perisai Diri lebih dalam. Lalu, apa saja yg dipelajari di tingkat ini ?
Melatih kelincahan dan fleksibilitas gerak tubuh melalui tehnik asli Burung Mliwis.
Melatih kecepatan dan kelincahan melalui tehnik asli Burung Kuntul.
Melatih penggunaan tenaga badan melalui tehnik asli Burung Garuda dan Harimau.
Mengaplikasikan penggunaan tehnik Serang Hindar, Serang Balas dgn pedoman yg benar.
Aplikasi pembelaan diri.
Mempelajari senjata wajib: pedang dan thoya.
Mempelajari senjata tambahan spt: kipas, clurit, samurai, dsb.
Melatih kecepatan dengan target minimal 1 detik 2 gerak.
Tingkat Pelatih
Tingkat Pelatih dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu : Biru, Biru Merah, Merah dan Merah Kuning. Tingkat Biru dan Biru Merah disebut juga asisten pelatih internasional, sedangkan tingkat Merah dan Merah Kuning adalah pelatih internasional, yg berarti dimanapun ia berada, harus siap melatih silat Perisai Diri, baik di dalam ataupun di luar negeri.
Melatih pernafasan untuk meningkatkan tenaga (power expansion), penyaluran tenaga (power distribution) dan pelepasan tenaga (power explotion).
Melatih pernafasan untuk meringankan tubuh.
Melatih tehnik yg telah dipelajari, namun dalam tahap mendalami dan menghayati ( 3 tingkatan dlm mempelajari tehnik : mempelajari, mendalami dan menghayati).
Mendalami dan menghayati pelajaran senjata.
Mendalami pedoman tehnik tingkat lanjut (papasan) dan penerapannya.
Pendekar Muda
Pendekar
Tingkat Pendekar
Tingkat ini dibagi menjadi 2 tingkatan: Pendekar Muda dan Pendekar. Pada tingkat ini, akan dipelajari penghayatan tehnik dan penggunaan tehnik yang halus/lembut namun berakibat fatal bagi lawan. Hal ini dipelajari melalui tehnik asli Putri.
Disadur dari :
1. http://bungasepasang.blogspot.com/2008/06/sekilas-profil-perisai-diri.html
2. http://blognyakaka.blogspot.com/
SEJARAH SINGKAT PERISAI DIRI
Perisai Diri adalah salah satu organisasi olahraga beladiri yang menjadi anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia di bawah KONI. Perisai Diri menjadi salah satu dari sepuluh perguruan silat yang mendapat predikat Perguruan Historis karena mempunyai peran besar dalam sejarah terbentuk dan berkembangnya IPSI.
Perisai Diri didirikan secara resmi pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur. Pendirinya adalah almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam. Sebelum mendirikan Perisai Diri secara resmi, beliau melatih silat di lingkungan Perguruan Taman Siswa atas permintaan pamannya, Ki Hajar Dewantoro.
Sebagai perguruan pencak silat, Perisai Diri memiliki empat aspek yang menjadi satu kesatuan, yaitu olahraga, seni, beladiri dan mental spiritual :
Silat Perisai Diri sebagai Olahraga Pembinaan Jasmani
Pencak silat merupakan olahraga yang menggerakkan anggota tubuh terlengkap dibanding dengan olahraga lain. Khususnya silat Perisai Diri, teknik silatnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia tanpa ada unsur memperkosa gerak. Pesilat berolahraga dengan senam teknik silat yang mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) dari negeri Tiongkok.
Bagi anak-anak dan remaja yang dalam masa pertumbuhan fisik, tentunya diperlukan aktivitas olahraga untuk membantu perkembangan tubuh mereka. Sedangkan bagi orang dewasa diperlukan aktivitas olahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Olahraga silat Perisai Diri akan sangat membantu sirkulasi darah dan oksigen, baik untuk otak maupun untuk paru-paru.
Silat Perisai Diri sebagai Seni Budaya
Pencak silat merupakan warisan luhur budaya bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan dan saat ini telah menembus dunia internasional. Terutama bagi pemuda sebagai generasi penerus bangsa, perlu menjadi motor dalam melestarikan budaya bangsa yang apabila tidak dipertahankan akan terkikis oleh masuknya budaya asing yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Kekhawatiran guru dan orang tua adalah terjerumusnya pelajar dalam budaya negatif yang menjurus kepada obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas. Dengan ditanamkannya rasa bangga terhadap budaya bangsa Indonesia dalam jiwa pemuda diharapkan dapat menjadi benteng dan filter dari godaan budaya asing yang berdampak negatif.
Kelatnas Indonesia Perisai Diri yang didirikan sejak tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya ini merupakan perguruan silat yang tidak hanya berkembang di berbagai daerah di Nusantara tetapi telah membawa budaya bangsa Indonesia ke manca negara, diantaranya yaitu Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, Jerman, Austria, Swiss, Singapura, Timor Leste, bahkan di Jepang. Teknik silat Perisai Diri tetap menggunakan bahasa aslinya walaupun diajarkan di negara lain. Para pesilat Perisai Diri dari berbagai negara berkumpul dalam ajang Kejuaraan Internasional yang rutin diselenggarakan tiap dua tahun sekali. Selain sebagai event olahraga, kejuaraan ini diharapkan juga dapat mendorong sektor pariwisata dan kebudayaan di negeri kita. Selain itu untuk ujian kenaikan tingkat level Asisten Pelatih ke atas bagi anggota Perisai Diri negara lain harus datang ke Indonesia.
Silat Perisai Diri sebagai Ilmu Beladiri
Pencak silat merupakan suatu pelatihan teknik beladiri. Generasi muda sebagai ujung tombak bangsa di masa depan perlu dibekali keterampilan dan mental sebagai pejuang pembela tanah air demi persatuan dan kesatuan bangsa serta negara kesatuan Republik Indonesia. Selain itu teknik silat Perisai Diri juga mudah diadaptasikan dengan berbagai keperluan, diantaranya yaitu untuk beladiri militer dan petugas keamanan.
Dalam Perisai Diri diajarkan teknik beladiri yang efektif dan efisien yang bersifat cepat, tepat dan keras. Metode praktis dalam Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar, yang mana metode ini tidak terdapat dalam perguruan beladiri lain. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto “Pandai Silat Tanpa Cedera”. Dengan motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya.Perisai Diri dengan ciri teknik yang melompat-lompat dengan hindar serang berbeda dengan pencak Jawa,Madura, Bugis ,Sunda, Bawean dan Bali atau silat Minangkabau, silat Semenanjung dan silat Mindanao.
Selain beladiri tangan kosong, di Perisai Diri juga diajarkan teknik senjata dengan senjata wajib pisau, pedang dan toya. Dengan penguasaan ketiga senjata wajib tersebut, pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang dan toya mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut dapat dikembangkan untuk senjata tambahan, diantaranya yaitu golok, celurit, trisula, tombak, abir, pedang samurai, ruyung, rotikalong, teken, senapan, bayonet, pentungan, payung, kipas, dsb.
Silat Perisai Diri sebagai Olahraga Prestasi
Pada umumnya sekolahan, perguruan tinggi, instansi pemerintah ataupun perusahaan swasta mempunyai kegiatan olahraga, terutama yang dapat berpartisipasi dalam event-event pertandingan atau diistilahkan dengan olahraga prestasi.
Bagi anak-anak dan remaja pada umumnya mereka mulai mencari kegiatan yang dapat merangsang perkembangan agresifitas mereka. Mereka juga akan berusaha untuk meraih suatu prestasi dalam hal olahraga. Bagi mereka, untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah sesuatu yang bisa dibanggakan, sehingga dapat menambah rasa percaya diri mereka dalam bersosialisasi di sekolah maupun di lingkungannya. Melalui olahraga pencak silat diharapkan kita dapat mengasah keterampilan dan mengukir prestasi melalui even-even pertandingan, baik berskala regional, nasional maupun internasional. Selain untuk diri pribadi, prestasi dapat mengangkat nama institusi dan daerah.
Perisai Diri dapat menjadi jembatan yang menghantarkan pesilat yang berpotensi untuk menjadi atlet. Perisai Diri mempunyai kejuaraan intern, yaitu Kejurcab, Kejurda, Kejurwil, Kejurnas antar Daerah, Kejurnas antar Instansi, Kejurnas antar Perguruan Tinggi, hingga Kejuaraan Internasional yang diikuti oleh berbagai negara yang memiliki Komisariat Perisai Diri.
Perisai Diri juga anggota dari induk organisasi pencak silat di Indonesia, yaitu IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Bahkan Perisai Diri merupakan salah satu anggota 10 Perguruan Historis, yaitu sepuluh perguruan pencak silat yang berkontribusi besar terhadap berdirinya dan berkembangnya IPSI pertama kalinya. Maka dari itu Perisai Diri juga turut aktif menerjunkan atletnya dalam even kejuaraan yang diikuti oleh berbagai perguruan pencak silat, dimulai dari Porda Tk.II (POR Kota Batam), Porda Tk.I (Porprov Kepulauan Riau), Porwil, PON, SEA Games dan Kejuaraan Dunia. Untuk kalangan pelajar ada even Popda dan Popnas, untuk mahasiswa ada even Pomda dan Pomnas. Para atlet silat Perisai Diri dari berbagai daerah telah banyak menyabet medali dari gelanggang tersebut.
Silat Perisai Diri sebagai Pembinaan Mental
Selain pembinaan jasmani, pencak silat juga memperhatikan pembinaan mental spiritual dengan harapan agar pesilat yang telah memiliki kemampuan lebih dalam ilmu bertarung, terutama bagi pemuda sebagai generasi andalan bangsa, mempunyai budi pekerti yang luhur.
Diharapkan dengan menanamkan jiwa ksatria dan sportif akan berdampak positif khususnya bagi remaja dan pelajar, diantaranya menghindarkan diri dari tawuran antar pelajar serta kenakalan remaja lainnya termasuk terlibat dalam obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas. Melatih disiplin dan etika hormat kepada orang tua dan guru juga tidak kalah pentingnya.
Pembinaan mental spiritual dalam Perisai Diri disebut kerohanian. Keseimbangan antara pengetahuan silat dan kerokhanian akan menjadikan pesilat Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak.
SIKAP-SIKAP DASAR PERISAI DIRI
Minangkabau
Minangkabau merupakan suku dan budaya di wilayah Sumatera Barat yang terkenal dengan legenda silatnya atau di daerah sana disebut 'silek'. Silat Minang terkenal dengan teknik kunciannya dan banyak menggunakan kuda-kuda atau posisi kaki merendah. Teknik ini sangat bagus untuk melatih kekuatan otot kaki dan kemantapan kuda-kuda. Apabila didalami, dalam Teknik Minang banyak terdapat teknik patahan dan kuncian yang bisa menghancurkan persendian lawan.
Teknik Minangkabau didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Calon Keluarga, yaitu setelah melewati tingkat Dasar I (minimal 6 bulan) dan Dasar II (minimal 6 bulan). Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong lawan pisau dan pisau lawan pisau.
Burung Mliwis
Burung Mliwis adalah jenis burung yang mirip dengan bangau. Mereka menggunakan paruh untuk menangkap mangsanya, bergerak dengan cepat dan terkadang mengangkat salah satu kakinya saat berdiri. Sifat tersebut kemudian diadaptasikan terhadap anatomi tubuh manusia. Teknik Mliwis menggunakan ujung-ujung jari sebagai perlengkapan yang digunakan untuk menyerang lawan. Terkadang, teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan dalam melumpuhkan lawan.
Serangan lebih mengarah ke bagian lemah. Sasaran yang dipilih umumnya adalah bagian lemah dari lawan seperti mata, leher dan dagu. Teknik ini juga bisa diaplikasikan untuk penggunaan senjata celurit. Sebagai pelindung, teknik Mliwis terkadang mengangkat salah satu lututnya untuk memerisai dirinya dari serangan lawan. Teknik mliwis bergerak dengan cepat, ringan dan luwes, baik saat menghindar ataupun saat menyerang. Salah satu target yang diberikan dari latihan teknik ini adalah kelincahan dan keseimbangan seorang pesilat dalam bergerak.
Teknik Burung Mliwis didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong melawan pedang satu, pedang satu lawan pedang satu dan Solospel pisau.
Burung Kuntul
Setelah seorang pesilat mempelajari teknik Burung Mliwis, mereka akan mempelajari teknik Burung Kuntul sebagai Teknik Asli di tingkat selanjutnya. Burung Kuntul adalah sejenis burung yang banyak dijumpai di sawah atau perkebunan. Mereka bergerak lebih cepat dari burung Mliwis dan terkadang menggunakan kakinya untuk menyerang mangsanya. Dibandingkan dengan teknik Mliwis, teknik Kuntul lebih cepat dan tegas dalam bergerak. Serangan yang dikeluarkan lebih berupa 'pecutan' dibandingkan 'pukulan'. Menggunakan lekukan jari dalam menyerang. Tenaga yang digunakan bergerak sangat cepat dimulai dari titik awal tenaga, melontar menuju bagian badan yang digunakan untuk menyerang. Target sasaran masih merupakan daerah lemah lawan, yakni mata. Dalam melakukan serangan kaki, teknik ini selalu merusak lutut lawan dengan telapak kakinya.
Teknik Burung Kuntul didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih Hijau. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar pedang dua lawan toya dan Solospel pisau.
Burung Garuda
Garuda dilambangkan sebagai raja dari segala jenis burung. Mereka memiliki kekuatan, kecepatan yang seimbang dengan tenaganya dan instinct berburu yang tinggi terhadap mangsanya. Teknik Garuda memiliki perlengkapan yang lebih dibandingkan Kuntul dan Mliwis. Fungsi sayap (yang diadaptasikan ke bentuk tangan dengan jari-jari terbuka lebar), digunakan untuk menyerang lawan ke bagian leher, pelipis dan sendi tubuh.
Serangan lebih mengarah ke bagian lemah. Dalam jarak yang sangat dekat, teknik ini menggunakan sikunya sebagai senjata untuk menyerang ke arah kepala, dagu dan ulu hati. Serangan kaki yang dilakukan oleh teknik ini, lebih mengarah ke kemaluan lawan, apabila lawan berada dalam jarak yang rapat. Untuk melindungi dirinya, teknik ini dapat menolak serangan lawan yang bisa mengakibatkan rusaknya persendian lawan. Tenaga yang digunakan oleh teknik Garuda lebih besar karena teknik ini mulai memanfaatkan tenaga dari badan. Serangan tangan yang dikeluarkan bersifat 'mengiris', sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan senjata pedang atau golok.
Teknik Burung Garuda didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Hijau. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar toya lawan toya, Serang Hindar tangan kosong lawan pisau dan Solospel pedang satu.
Harimau
Harimau selalu mengamati mangsanya dengan seksama. Apabila sudah menentukan mangsanya, maka harimau akan melakukan perhitungan yang sangat matang untuk memburu mangsa tersebut dengan cepat, tenaga penuh dan buas. Teknik Harimau adalah teknik yang penuh dengan tenaga. Apabila teknik Garuda dikatakan 'mulai' menggunakan tenaga badan, maka teknik Harimau dapat dikatakan sepenuhnya menggunakan tenaga yang teralir dari badan. Dalam menyerang dan menghindar, teknik ini mengalirkan tenaga yang deras melalui perpindahan posisi tubuh.
Mematah leher lawan dalam waktu kurang dari 1 detik. Bentuk tanganya dapat digunakan untuk mencakar, memukul, mencengkram, mematah, memanjat, melempar, mendorong, menolak, menarik dan mengunci lawan. Serangan kaki yang dimiliki juga lebih berfariasi, baik untuk posisi merendah ataupun tegak. Dengan sasaran seluruh persendian dan titik lemah lawan, teknik Harimau selalu sigap terhadap serangan balik lawan karena refleks yang dimilikinya.
Teknik Harimau didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Hijau Biru. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong lawan toya, Serang Hindar tangan kosong lawan pedang dan Solospel pedang satu.
Naga
Naga adalah simbol binatang terkuat dalam beladiri Cina. Bergerak dengan meliukkan tubuhnya seperti ular dan menggunakan ekornya untuk mengibas lawan. Teknik Naga menyatukan energinya dengan pola langkah yang melingkar untuk mematahkan persendian lawan. Energi yang dikeluarkan disalurkan bersamaan dengan moment badan yang bergerak untuk menyerang lawan.
Pada tingkat yang sama, pesilat juga menerima pelajaran pernafasan (Gwa Kang) yang gunanya untuk mengembangkan tenaga yang dimiliki, setelah proses pembentukan otot-otot tubuh yang dimulai dari Tingkat Dasar. Dalam menyerang, teknik ini melumpuhkan lawan dengan sasaran leher dan seluruh persendian. Dalam merusak persendian, teknik ini tidak menggunakan tenaga dari tangan, tetapi lebih mengunakan badannya. Untuk menjatuhkan lawan, Naga memiliki teknik sapuan luar dan dalam yang dikeluarkan pada saat posisi merendah.
Teknik Naga didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Biru (Asisten Pelatih). Pada tingkat ini juga diajarkan Serang Hindar tangan kosong lawan senjata dan Solospel pedang dua.
Satria
Setelah menerima pelajaran teknik asli binatang, mulai dari Mliwis hingga Naga, pada tingkat selanjutnya seorang pesilat Perisai Diri akan menerima Teknik Asli manusia. Pada tahap ini, seorang pesilat dianggap telah menguasai inti dari teknik binatang yang telah dipelajarinya.
Satria adalah teknik manusia pertama yang dipelajari pada tingkat selanjutnya. Satria adalah gambaran seseorang yang tegap, dengan refleks yang bagus, gigih, cekatan, berfikir sebelum bertindak dan penuh percaya diri. Begitu pula dengan tekniknya, Satria selalu membusungkan dadanya dan sangat percaya diri untuk menyerang ataupun menerima serangan lawan. Sering kali serangan yang datang tidak dihindari, tetapi langsung dihancurkan dengan menebang, menotok atau menolak. Ini lebih disebabkan oleh hasil pernafasan yang sudah dilatihkan sejak tingkat sebelumnya. Serangan yang dikeluarkan mengarah ke kepala, ulu hati dan persendian tubuh. Serangan kaki yang dikeluarkan mengarah ke 8 penjuru angin : depan, belakang, kiri, kanan dan serong.
Teknik Satria didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Biru Merah (Asisten Pelatih).
Pendeta
Diangkat dari Bahasa Jawa, 'pandito' adalah sosok seseorang yang penuh dengan kebijaksanaan, mawas diri, hati yang tunduk dan selalu menuntun orang lain ke jalan yang baik.
Dibandingkan dengan teknik-teknik sebelumnya, Pendeta merupakan teknik yang cenderung untuk tidak memamerkan kekuatan dirinya. Walaupun tenaga yang disalurkan saat menyerang sangat besar, tetapi sikapnya tidak mencerminkan kebuasan dan unjuk diri. Tenaga yang digunakan hanya seperlunya saja dan hanya keluar pada saat menyentuh lawan.
Teknik Pendeta didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah (Pelatih).
Putri
Putri Bersedia ,Putri Berhias , Putri Teratai , Bunga Sepasang
Teknik Putri adalah Teknik Asli tertinggi pada silat Perisai Diri. Teknik ini sangat lembut, tetapi di balik kelembutan tersebut tersimpan tenaga yang sangat deras.
Teknik Putri adalah teknik tertinggi di Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali.Bergerak dengan ringan, tetapi di tengah pergerakan acap kali mengeluarkan serangan yang tidak dapat terlihat oleh lawan. Teknik ini bergerak lembut dengan memadukan teknik pernafasan (Gwa Kang dan Gin Kang) serta pelajaran jalan darah dan energi melalui rasa.
Teknik ini didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah Kuning (Pelatih).
TEKNIK-TEKNIK PERISAI DIRI
Teknik Putri
Teknik Putri adalah teknik tertinggi di Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi.
Teknik Satria
Setelah mempelajari teknik hewan, di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari teknik manusia. Teknik yang pertama dipelajari adalah Satria. Pada tingkat ini, pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan dari teknik hewan pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan karakter kehewananannya, seperti liar, buas dan brutal.
Teknik Naga
Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir di Perisai Diri. Keunikan dari teknik Naga terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang.
Teknik Harimau
Dibandingkan dengan Garuda, teknik Harimau memiliki kemampuan yang lebih besar, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan.
Teknik ini di adaptasi dari karakter hewan aslinya yang disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda karena teknik ini sudah menggunakan perputaran badan untuk meningkatkan kecepatan dan tenaga.
Teknik Burung Kuntul
Setelah mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan menerima pelajaran teknik berikutnya, Burung Kuntul. Bila saat berlatih Meliwis, pesilat diajarkan untuk bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga saat bergerak ringan.
Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut.
Teknik Burung Garuda
Garuda adalah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh karena itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, Garuda memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi. Saat berlatih teknik Garuda, pesilat akan dikenalkan bagaimana cara menggunakan perubahan badan sebagai tenaga tambahan saat menyerang atau menolak.
Teknik Pendeta
Dalam Bahasa Jawa, pandito artinya adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain. Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian lawan.
Teknik Burung Meliwis
Burung Meliwis memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.
TINGKATAN DALAM PERISAI DIRI
Setiap tingkat di Perisai Diri memiliki target latihan yg berbeda, oleh karena itu materi latihan yg diberikan pun berbeda setiap tingkatnya. Aspek yg membedakan antara tingkat yg satu dan yg lainnya a.l. adalah: keluwesan, ketegasan, tenaga, kecepatan, pernafasan, pendalaman tehnik dan pelaksanaan tehnik.
Tingkat Dasar
Tingkat Dasar I dan II bertujuan untuk memperkenalkan tehnik Perisai Diri secara garis besar. Pada tingkat Dasar, siswa akan mempelajari :
Langkah dasar Perisai Diri.
Dasar dari sistem pertarungan Perisai Diri (Serang Hindar).
Perkenalan tehnik Serangan (Tangan, kaki dan badan)
Melatih arah terbaik dalam menghindari serangan lawan.
Tingkat Calon Keluarga
Tingkat Calon Keluarga adalah masa transisi dimana siswa akan mulai dilatih untuk melaksanakan tehnik dengan benar, tegas, bertenaga dan serius. Yg akan dipelajari pada tingkat ini adalah:
Melaksanakan Serang Hindar dengan pedoman yang benar.
Memperkenalkan tehnik Serang Balas sebagai lanjutan pelajaran Serang Hindar.
Secara khusus melatih kuda-kuda siswa melalui tehnik asli Minangkabau.
Mempelajari senjata wajib Pisau.
Mempelajari cara Pembelaan Diri.
Tingkat Keluarga
Tingkat Keluarga dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu tingkat putih, putih hijau, hijau dan hijau biru. Lambang tingkatan berupa warna yang diletakkan di badge pada seragam Perisai Diri. Pada tingkat inilah siswa akan mempelajari tehnik Perisai Diri lebih dalam. Lalu, apa saja yg dipelajari di tingkat ini ?
Melatih kelincahan dan fleksibilitas gerak tubuh melalui tehnik asli Burung Mliwis.
Melatih kecepatan dan kelincahan melalui tehnik asli Burung Kuntul.
Melatih penggunaan tenaga badan melalui tehnik asli Burung Garuda dan Harimau.
Mengaplikasikan penggunaan tehnik Serang Hindar, Serang Balas dgn pedoman yg benar.
Aplikasi pembelaan diri.
Mempelajari senjata wajib: pedang dan thoya.
Mempelajari senjata tambahan spt: kipas, clurit, samurai, dsb.
Melatih kecepatan dengan target minimal 1 detik 2 gerak.
Tingkat Pelatih
Tingkat Pelatih dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu : Biru, Biru Merah, Merah dan Merah Kuning. Tingkat Biru dan Biru Merah disebut juga asisten pelatih internasional, sedangkan tingkat Merah dan Merah Kuning adalah pelatih internasional, yg berarti dimanapun ia berada, harus siap melatih silat Perisai Diri, baik di dalam ataupun di luar negeri.
Melatih pernafasan untuk meningkatkan tenaga (power expansion), penyaluran tenaga (power distribution) dan pelepasan tenaga (power explotion).
Melatih pernafasan untuk meringankan tubuh.
Melatih tehnik yg telah dipelajari, namun dalam tahap mendalami dan menghayati ( 3 tingkatan dlm mempelajari tehnik : mempelajari, mendalami dan menghayati).
Mendalami dan menghayati pelajaran senjata.
Mendalami pedoman tehnik tingkat lanjut (papasan) dan penerapannya.
Pendekar Muda
Pendekar
Tingkat Pendekar
Tingkat ini dibagi menjadi 2 tingkatan: Pendekar Muda dan Pendekar. Pada tingkat ini, akan dipelajari penghayatan tehnik dan penggunaan tehnik yang halus/lembut namun berakibat fatal bagi lawan. Hal ini dipelajari melalui tehnik asli Putri.
Disadur dari :
1. http://bungasepasang.blogspot.com/2008/06/sekilas-profil-perisai-diri.html
2. http://blognyakaka.blogspot.com/
3 comments:
Salam Bunga Sepasang.
Kami dari PERISAI DIRI UIN JAKARTA
Salam bunga sepasang
saya dari PD Tasikmalaya nih.
Salam bunga sepasangsepasang .. Saya dari PD semarang
Post a Comment