CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday, August 4, 2010

Musuh Dalam Selimut

Beberapa waktu lalu, untuk pertama kalinya aku membaca buku-buku tentang intelijen. Entah karena fakta yang diungkap dalam buku-buku yang kubaca, entah karena kepolosanku, aku tercengang. Cerita mengenai intel membuatku bergidik. Menyadari resiko menjadi seorang intel membuatku gentar.

Seorang intel, digambarkan dengan sosok yang penuh rahasia. Identitasnya bisa berubah-ubah dikondisikan dengan kebutuhan. Biasanya seorang agen intel bekerja kepada sebuah instansi ataupun lembaga pemerintahan. Bahkan kerap seorang intel tidak diberitahu untuk siapa ia bekerja untuk mengantisipasi rahasia yang diperolehnya tidak bocor; tidak terungkap kepada pihak lain.

Tahap pelaksanaan sebuah operasi dalam siklus intelijen memiliki empat tahap. Tahap tertinggi adalah Head Quarter/ Komandan atau disebut juga Agent Handler (AH), yakni orang yang mengeluarkan pernyataan atau kebijakan tertentu. Di bawah komandan ada Supporting Agent (SA), setingkat di bawahnya adalah Cut Out (CO) yang menghubungi Agent (A) atau pelaksana di lapangan. Antara AH, SA, CO, dan A tidak saling mengenal, A biasanya direkrut dari kalangan asing di luar sistem. Jika operasi yang dijalankan gagal, praktis A akan "dihabisi" atau "dipotong" oleh CO. Untuk menghindari pembuktian intelijen, CO tidak akan ditampilkan. Garis langsung ditarik ke jenjang SA sehingga ada mata rantai yang hilang. Itu sebabnya operasi intelijen sulit diusut.

Di sini aku ingin mengangkat cerita tentang tokoh mata-mata wanita terkenal di masa Perang Dunia II yang dianggap paling berbahaya, Virginia Hall, dan tokoh fiktif mata-mata wanita yang cantik dan seksi, Evelyn Salt.


Ketika Perang Dunia II berlangsung, wanita pada organisasi relawan di London melakukan pekerjaan yang sangat penting. Dinas Relawan Wanita menyediakan kebutuhan para pemadam kebakaran dengan teh, minuman dan makanan ketika pembersihan dilakukan setelah sebuah serangan bom. Pada dasarnya, Dinas Relawan Wanita melakukan apapun yang diperlukan. Mereka juga merawat orang yang telah kehilangan rumah mereka karena pengeboman Jerman. Ketika Dinas Relawan Wanita tidak diperlukan lagi, mereka menyulam kaos kaki dan sebagainya untuk dinas pria.

Lalu keseluruhan tiga dinas bidang militer Inggris yakni angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut membuka kesempatan bagi para wanita untuk menjadi Dinas Teritorial Pelengkap. Pada tahun 1942, Dinas Teritorial Pelengkap memiliki 217,000 wanita di dalamnya.

Wanita juga dipakai sebagai agen rahasia. Mereka anggota Eksekutif Operasi Khusus dan biasanya diterjunkan di Perancis untuk mengetahui semua yang mereka bisa guna mendukung Sekutu untuk rencana pendaratan di Normandy pada Juni 1944. Pekerjaan mereka berbahaya sekali, jika ketahuan bisa tertangkap, disiksa, dan mati.

Lalu pada tahun 1941, akibat penyerangan udara tiba-tiba pada markas angkatan laut Amerika di Pearl Harbour oleh kekuatan Jepang, Presiden Franklin Roosevelt memerintahkan didirikannya dinas rahasia pertama pada Juni 1942. Organisasi baru dengan nama Kantor Dinas Strategi (OSS) tersebut menjadwal dan mengatur ribuan penyamaran, juga bertanggungjawab meneliti serta membuat laporan yang menuju sebuah spektrum yang luas pada politik, sosial, budaya, dan permasalahan ekonomi yang mempengaruhi keadaan perang tersebut. Wanita memainkan peranan utama pada misi OSS, dari juru tulis hingga operasional.

Dari 13,000 pekerja, sekitar 4,500 orang adalah wanita. Diperkirakan sepertiga dari mereka ditugaskan ke luar negeri. Wanita bekerja sebagai pemecah kode rahasia, bertanggungjawab menjalankan dan menjaga bombes raksasa, serta keajaiban teknologi maju lainnya yang menghancurkan sejumlah sistem pengacakan kode Jerman dan Jepang,dimana hal ini mengantar kita pada Jaman Komputer. Wanita yang dianggap sebagai mata-mata wanita yang terkenal adalah Virginia Hall.

Virginia Hall

Ia dikenal sebagai "Wanita OSS yang berjalan pincang". Ia seorang asli Baltimore, bekerja di Perancis untuk intelijen Inggris. Ia menembak kakinya sendiri saat berburu di Turki. Kakinya jadi diamputasi mulai dari lutut ke bawah, dan diganti dengan kaki kayu yang dijuluki "Cuthbert". Ia juga dikenal dengan julukan "Marie Monin", "Germaine", "Diane", "Camille", serta julukannya di Jerman adalah "Artemis".

Hall seringkali menyamar sebagai wanita petani tua, melakukan operasi gelap utama di Perancis yang telah diduduki musuh. Ia juga memimpin misi gerilya oleh Perlawanan Perancis yang mengincar garis komunikasi dan transportasi Jerman. Ia pun mengawasi dan melatih tiga batalion komando Perancis. Timnya bertanggungjawab untuk pembunuhan 150 tentara Jerman dan menangkap 500 orang lainnya. Oleh Gestapo, Geheime Staatspolizei; polisi rahasia resmi Nazi Jerman, ia dikenal sebagai agen Sekutu yang paling berbahaya di Perancis.



Hall begitu dihargai karena menyediakan Sekutu informasi musuh yang sangat penting. Ia mengganggu operasi-operasi Jerman, juga dengan kelompok latihan perlawanan pada perang gerilya dan dengan menemukan wilayah yang tepat untuk para penerjun Sekutu saat mendarat di Perancis.

Hall diberi penghargaan French Croix de Guerre avec Palme, Palang Jasa Kejormatan Amerika, dan Tanda Jasa Kerajaan Inggris Britania. Presiden Perancis Jacques Chirac mengatakan Hall memberikan kontribusi yang besar pada pembebasan Perancis. Hall adalah wanita sipil pertama yang menerima Palang Jasa Kehormatan.

Ketika Hall berencana terbang melalui Gunung Pyrenees untuk melarikan diri dari pasukan Jerman, Hall menyiarkan radio pada Operasi Khusus Inggris (SOE) bahwa ia berharap Cuthbert (sebutan untuk kaki palsunya) tidak akan mengganggu pelariannya. Pihak London menjawab, jika Cuthbert menyusahkan, bunuh dia. Pihak SOE lupa bahwa Cuthbert adalah nama kode kaki Hall yang palsu.

Mengetahui prestasi Hall di bidang spionase membuatku salut sekaligus prihatin. Begitu banyak yang telah ia lakukan bahkan korbankan demi Sekutu, namun ketika ia dalam upaya melarikan diri dengan mengabarkan SOE terlebih dahulu melalui radio bahwa ia berharap Cuthbert tidak akan menyusahkannya, ia malah diancam akan dibunuh. Juga impiannya untuk menjadi seorang perwira Dinas Luar Negeri terpaksa pupus karena Departemen Negara tidak akan mempekerjakan seseorang yang telah diamputasi. Adalah ironis bahwa Departemen Negara mengecewakannya karena ia adalah seorang yang cacat, sementara ia telah dan terus melakukan hal-hal besar pada negara.

Well
, tadi siang aku menonton "SALT" bareng Jo, teman kuliahku. Aku sama sekali tidak tahu tentang apa film "SALT" itu, ternyata tentang agen mata-mata. Walaupun beberapa adegannya terasa mustahil, namun secara keseluruhan jalan cerita dan visualisasinya bagus sekali. Awesome!


Evelyn Salt
Evelyn Salt, dipanggil Salt, diperankan Angelina Jolie, adalah seorang agen CIA yang masa kecilnya banyak dihabiskan di Rusia. Hingga akhirnya ia dijebak dalam suatu konspirasi yang menyebutnya sebagai seorang mata-mata Rusia. Rekan-rekannya sesama CIA segera mengejar Salt karena tindakannya yang justru langsung melarikan diri begitu ia disebut bekerja untuk negara musuh bebuyutan Amerika.

Salt bungkam sekalipun ia beberapa kali berhasil ditahan oleh pihak CIA untuk dimintai konfirmasi. Ia tidak peduli resiko yang ia hadapi, ia lebih peduli pada keadaan suaminya. Salt begitu kuatir pada keadaan suaminya dan langsung mencoba menghubungi suaminya begitu ia tahu ia dijebak. Namun suaminya tidak dapat dihubungi.

Salt tak pernah berhasil ditahan lama oleh pihak CIA karena ia selalu berhasil meloloskan diri.

Ternyata Salt memang bekerja untuk Rusia, namun ia tidak menyangka rahasianya dibongkar justru oleh gurunya sendiri di depan rekan-rekan CIA-nya. Ketika kecil, Salt dan teman-teman sebayanya di Rusia dididik sang guru untuk mempersiapkan diri melakukan penyerangan demi sebuah perubahan bagi Rusia. Dan Salt adalah siswa terbaik.

Misi perubahan yang bersifat rahasia yang disebut sang guru sebagai The Day-X itu tetap dijalani Salt. Misinya adalah membunuh Presiden Rusia dengan harapan membawa perubahan bagi Rusia. Ia membunuh; namun di akhir film diketahui ternyata Salt tidak membunuh, hanya meracuni Presiden Rusia ketika Mr.President memberi pidato di gereja pada upacara pemakaman Wakil Presiden AS.

Setelah menjalani misinya, Salt melarikan diri ke Rusia dan mendatangi guru masa kecilnya yang telah mengkhianatinya. Disana ternyata Salt dipertemukan dengan suaminya, dengan keadaan mulut disumpal dan tangan diikat. Tak berapa lama di depan mata Salt, suaminya ditembak oleh kawanan sang guru. Hal itu dilakukan guna membuktikan loyalitas Salt pada negara Rusia.

Dibunuhnya suami Salt membuat Salt marah dan menghabisi seluruh kawanan sang guru termasuk juga sang guru. Jalan cerita yang membingungkan, karena Salt tetap melakukan pembunuhan terhadap Presiden Rusia namun juga membunuh guru dan teman-teman Rusia-nya sendiri.

Masih belum jelas kepada siapa Salt mengabdi. Ia akhirnya kembali ke Amerika dan disinilah rahasia konspirasinya terbongkar. Ternyata salah satu rekan CIA-nya yang teman baiknya adalah juga seorang mata-mata Rusia. Dia yang meminta sang guru membongkar identitas asli Salt ketika sang guru diinterogasi CIA. Ted, begitu nama samaran teman baik Salt di CIA yang juga mata-mata Rusia tersebut, ia jugalah yang menyuruh sang guru menangkap suami Salt.

Salt berang dan akhirnya membunuh Ted. Pihak CIA semakin dibuat bingung karena kemisteriusan Salt pada pihak manapun.

Yang ingin aku angkat adalah, betapa berbahayanya pekerjaan seorang agen intelijen. Sebagaimana telah aku sampaikan tadi di atas, jika seorang agen gagal, maka ia akan "dihabisi" oleh line di atasnya untuk menghapus mata rantai. Hal ini dapat terlihat pada kisah Virginia Hall si wanita berkaki pincang. Ia diancam akan dibunuh jika ia menyusahkan dalam upaya pelariannya oleh karena kaki palsunya. Padahal jauh sebelum dan bahkan sesudah ancaman itu, Hall telah berbuat banyak pada Sekutu. Pengabdiannya seolah tak pernah ada; jika pun ada, sepertinya tidak dijadikan pertimbangan untuk membiarkannya tetap hidup.

Salah satu resiko lainnya adalah orang-orang terdekat si intel pun menjadi tidak aman karena dikuatirkan dijadikan jaminan demi mengungkap kebenaran tentang si intel dan kebenaran yang tengah digalang oleh si intel. Orang-orang terdekat dikuatirkan akan menjadi penghambat. Hal ini dapat terlihat dari alur cerita dimana suami Salt ditahan dan akhirnya dibunuh demi membuktikan loyalitas kerja Salt.

Seorang intel harus selalu sadar bahwa seharusnya ia tidak percaya pada siapapun termasuk temannya sendiri. Banyak film lain yang juga menceritakan pekerjaan dan kehidupan agen intelijen. Sebut saja film "Mr. and Mrs. Smith" yang juga diperankan Angelina Jolie dan aktor Brad Pitt. Diceritakan keduanya adalah sepasang suami istri. Mereka sama-sama agen intelijen namun bekerja di dua organisasi rahasia yang berbeda. Dan keduanya sama-sama tidak mengetahui status agen intelijen yang melekat pada diri pasangannya!

Betapa hidup seorang agen intel penuh rahasia. Kerahasiaannya kerap dapat menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. (Mungkin) tak ada seorang pun yang tahu identitas aslinya. Di satu sisi, kerahasiaannya membawa keuntungan karena sulit untuk dilacak. Di sisi lain, hal ini membahayakan dirinya karena tak ada seorang pun yang tahu pasti siapa dirinya, kepada siapa ia mengabdi, sehingga jika konspirasi terjadi atas dirinya, ia sulit dipercaya. Sulit dipercaya akan membawanya sulit untuk mendapat pembelaan dari rekannya sendiri atau tempat ia bekerja. Rasa saling percaya yang tadinya pernah ada di antara diri si intel dengan rekan-rekan kerjanya seketika bias karena asas curiga yang biasa dipakai dalam kegiatan intelijen.

Baik dalam film maupun kisah nyata, kehidupan seorang intel sungguh mendebarkan. Bagaimana kita bisa tenang menjalani hidup jika kita mengetahui banyak rahasia besar namun kita tidak bisa mempercayai satu orang pun? Bagaimanapun kita adalah manusia yang tidak bisa hidup sendiri. Tertangkap, disiksa, dan atau mati mungkin menjadi kemungkinan terburuk. Dan sepertinya kecil kemungkinan untuk mendapat pembelaan jika seorang agen tertangkap. Logikanya, negara, atau lembaga manapun (mungkin) lebih baik kehilangan satu orangnya daripada kehilangan seluruh jatidirinya.

Mungkin sebagian besar orang berpikir wajar saja seorang agen intelijen mendapat perlakuan demikian karena ulahnya yang telah memata-matai pihak lain. Namun perlu diketahui, peran dan fungsi kegiatan intelijen itu mengarah pada bentuk keamanan. Ada empat bentuk keamanan, pertama, keamanan militer yang mencakup interaksi antara dua tingkat kekuatan, yaitu kemampuan offensive dan defensive suatu negara. Kedua, keamanan politik yang mencakup kesinambungan dan stabilitas organisasi suatu negara, sistem pemerintahan, dan ideologi yang melegitimasi keduanya. Ketiga, ekonomi yang mencakup kemampuan akses pada sumber-sumber daya, finansial, dan pasar yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kekuatan negara. Keempat, keamanan masyarakat dan lingkungan yang mencakup kemampuan negara untuk mempertahankan pola-pola tradisional dalam bidang bahasa, kultur, agama, dan identitas, serta kemampuan negara untuk memelihara lingkungan sebagai pendukung utama kelangsungan hidup manusia.

Fungsi intelijen baik strategis maupun taktis adalah guna mengumpulkan bahan keterangan atau informasi yang relevan dan bernilai tinggi untuk dijadikan pertimbangan bagi keamanan masyarakat. Tidak semua objek boleh dijadikan sasaran intelijen. Sasaran-sasaran yang bersifat individual dan privasi yang tidak ada hubungannya dengan keamanan sosial tidak boleh diselidiki.

Aku bergidik. Aku gentar. Mungkin nanti aku adalah Salt di kehidupan nyata, mungkin aku adalah Hall di kehidupan yang akan datang. Program studi yang akan kutempuh mungkin akan mengantarku pada profesi intelijen. Aku hanya bisa berserah. Satu hal yang kuyakini adalah, aku tidak akan pernah sampai di titik sekarang aku berdiri jika Allah tidak menghendaki; tidak meridhoi. Itu berarti aku sampai di gerbang profesi ini pun adalah sekehendak-Nya, seijin-Nya.

Keyakinanku bertambah, buku lain tentang intelijen yang kubaca adalah "Intelijen Nabi", bahwa kegiatan intelijen telah berlangsung pada jaman Nabi dan berlandaskan hukum yang kuat, yakni Al-Qur'an. Bismillah, insya Allah kita semua senantiasa dalam lindungan-Nya. Kamu harus selalu ingat Kika, sesungguhnya tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan daripada-Nya.

Referensi :
1. Jun, Wang Xiang. 2010. Intelijen Wanita Perang Dunia 2. Pustaka Solomon, Yogyakarta.
2. Jamal, Fauzun, M.A. Intelijen Nabi. Pustaka Oasis, Bandung.

No comments: